Sabtu, 30 Maret 2013

0

Kopi Specility Indonesia Disukai Oleh Jepang Dan Amerika

Posted in


JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Umum AEKI Bidang Spesialis dan Industri Kopi Pranoto Soenarto, mengatakan, kopi spesialti Indonesia terus bertambah jenis dan produksinya.

Hal ini lantaran kopi spesialti kian digemari konsumen asing. Salah satu negara yang menyukai adalah Amerika Serikat. “Makin berkembang, makin banyak,” sebut Pranoto ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (3/6/2012).

Ia menyebutkan, jenis kopi spesialti di Indonesia kian berkembang. Dari satu provinsi bisa ada satu jenis kopi spesialti. Di Sumatera Utara, ada kopi Mandailing. Kopi Gayo bisa ditemukan di Aceh.

“Kopi Java ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Preanger ada di Jawa Barat, Kintamani di Bali, dan ada juga di Jayapura, Wamena, sama Timika,” papar dia.

Bahkan, kata dia, sebanyak tiga kopi spesialti Indonesia berada di jajaran lima besar dunia dalam hal kualitas dan harga. Ia menyebutkan, kopi Toraja menempati peringkat ketiga dunia. Lalu, kopi Mandailing-Sumatera Utara berada di peringkat keempat. “Kelima kopi Java Arabica,” sambung Pranoto.

Sekarang ini, ia mengatakan, kopi jenis arabika Indonesia sudah banyak merupakan kopi spesialti. Produksi kopi arabika sebanyak 25 persen dari total produksi Indonesia. Dari total produksi kopi arabika sebanyak 60 persennya adalah kopi spesialti.

Berdasarkan angka, produksi rata-rata kopi spesialti sebesar 150.000 ton per tahun. Bila dirinci sebanyak 120.000 tonnya adalah murni spesialti, sedangkan 50.000 ton mendekati spesialti. “Sembilan puluh persen kualitasnya sudah bagus, hanya sedikit yang jelek,” katanya.

Dari segi harga, kopi spesialti pun kian mahal. Ini karena permintaan terus tumbuh. AS, Jepang, Australia dan Eropa banyak mengonsumsi kopi spesialti Indonesia. Tapi, hanya permintaan AS dan Jepang yang meningkat. “Eropa turun,” tutur Pranoto.

Karena permintaan yang kian besar, industri kopi nasional pun menargetkan akan meningkatkan produksinya. Dan berusaha meningkatkan kualitasnya.

“Sementara kita nggak terlalu growth, hanya 10-15 persen. Ada kendala di udara, dan lainnya. Ya kita usahakan 20 persen tumbuh dengan meningkatkan kualitas,” pungkas Pranoto.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.